Untuk kesekian kalinya saya berkesempatan untuk kembali mengunjungi kota Yogyakarta, kota yang selalu bikin kangen untuk dikunjungi lagi dan lagi.
Nah kali ini saya ingin share mengenai tempat wisata yang berada agak jauh dari pusat kota Yogyakarta tepatnya arah ke Wonosari
Ini tempat yang amat sangat saya suka. Pemandangan goanya soooo amazing.... Cahayanya mirip cahaya gambar surga ! ( kayak dah pernah mampir ke surga ajaaaa .... )
Lokasi Goa Jomblang atau yang dalam bahasa jawanya disebut Luweng jomblang ini berada di Desa Pacarejo, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul Kota Yogyakarta
Kami bertiga memulai perjalanan dengan bermodalkan motor sewaan dan GPS dari google maps menuju lokasi Goa jomblang. Perjalanannya aduuuhh biyuung... jalanan khas pedesaan yang belum kenal make up karena memang belum di aspal. Batu batu yang berserakan di jalan dari yang kecil sampai yang cukup besar cukup membuat hati deg deg an sambil berdoa moga moga lancar dan selamat sampai tujuan. Ditambah lagi dengan koneksi internet yang kadang ga jalan karena harus melintasi hutan, ladang dan kebun penduduk tapi akhirnya puji Tuhan bisa juga sampai di tujuan. Sebenarnya ini adalah kunjungan saya yang kedua kali ke Goa Jomblang. Yang pertama itu dulu ga sempat turun ke goanya dikarenakan tiba di lokasi goa sudah kesiangan. Saran saya sebaiknya kalau mau ke Goa Jomblang berangkatlah pagi pagi dan sudah harus tiba di lokasi sekitar jam 10 pagi. Perjalanan dari area RS Sarjito ke goa Jomblang kurang lebih 1,5 jam karena pakai acara nyasar. ( padahal dipandu mbah Gugel hahaha... )
Jam 10 kurang kami tiba di lokasi Goa Jomblang dan langsung menuju sebuah pondok tempat registrasi peserta. Harga tiket masuk sebesar Rp. 450.000. Lumayan cukup mahal untuk kantong mahasiswa tapi percayalah harga itu sepadan dengan pemandangan yang kita dapatkan. Sambil menunggu peserta yang lain kami disuguhkan teh poci beserta gula batu . Untuk perlengkapan menyusuri goa kami dipinjamkan sepatu boot, helm dan tali pengaman. Rombongan kami waktu itu ada 8 orang, 1 orang Austria bernama Nick, 2 warga Jepang dan sisanya orang Indonesia
Pemandu wisata Goa Jomblang akan membantu kita memakai tali tali pengaman bahkan untuk yang takut dan demi keselamatan ingin turun bersama dengan pemandu, pemandu goa bersedia untuk turun bersama. Kecuali yang memang phobia akan ketinggian lebih baik jangan ikut turun deh daripada nanti jadi masalah.
Setelah helm dan tali temali terpasang dengan baik maka mulailah kami diturunkan ke dasar goa. Kebayang ga kalau saat turun itu nyawa kita bergantung pada seutas tali ? Hehehe.. but dont be so affraid, ketinggiannya ga tinggi tinggi amat dan bukankah kita sudah memakai alat pengaman? Walau itu bukan jaminan 100% tapi dari segi keamanan sudah diperhitungkan dengan baik oleh pengelola jasa wisata ini. So... lanjut.
Pakai tali turun ke perut bumi |
Menurut sejarahnya Goa Jomblang ini terbentuk akibat amblesnya tanah ribuan tahun yang lalu sehingga membentuk goa berbentuk vertikal. Lubang bekas amblesnya tanah ini kemudian ditumbuhi oleh berbagai jenis tumbuh tumbuhan seperti lumut, paku pakuan, semak hingga pohon pohon besar tumbuh dengan amat suburnya hingga terbentuklah sebuah hutan.
Konon goa ini dulunya adalah tempat pembuangan anggota PKI. Ratusan anggota PKI menemui ajalnya di goa ini sehingga goa ini sempat dianggap sebagai goa yang angker.
Perjalanan menuju perut bumi lumayan becek , berlumpur dan licin. Buat saya sih yang suka dengan petualangan cukup seru dan menantang. Ada tali terentang dari atas ke bawah cukup buat kita berpegangan agar tak jatuh.
Menuruni jalan setapak di dalam Goa |
Nah ini sudah sampai di lokasi Goa Jomblang yang terkenal dengan cahaya surga nya . Spontan kami langsung berdecak kagum melihat pemandangan di hadapan kami. So amazing ! Bagaikan melihat cahaya surga di hadapan mata. Begitu mistis dan indah.
Disini terdapat sebuah lorong penghubung antara goa Jomblang dan Goa Grubug. Untuk menyusuri lorong ini cukup mudah karena ada bebatuan yang memang sudah disusun sedemikian rupa menjadi sebuah track agar kita tidak perlu lagi berjalan di atas lumpur yang membuat kita sulit untuk melangkah. Tetapi kita tetap masih harus berhati hati karena jalan tersebut licin dan udaranya lembab.
Setelah sampai pada ujung lorong maka sampailah kita di goa Grubug.
Di goa ini terdapat dua stalagmit besar berwarna agak putih seperti susu berdiri tegak di tengah dasar goa. Dalam goa ini juga mengalir sebuah anak sungai yang pada saat saat tertentu arusnya cukup deras. Apabila kita tiba di lokasi antara pukul 12.00 - 13.00 maka kita akan dapat melihat pemandangan yang indah luar biasa dari sinar matahari yang menerobos masuk melalui sebuah lubang.
.
Kini saatnya kami naik kembali ke atas.
Dan ternyata ehh ternyata saat kami naik ke atas tali yang kami pakai untuk naik di tarik oleh belasan orang.. !! Wowww....Usaha padat karya hehehe...
Paket Rp.450.000 ini berikut makan siang berupa nasi kotak
Tips perjalanan ke Goa Jomblang :
- Datanglah ke lokasi sebelum jam 10 pagi karena momen yang paling bagus untuk melihat 'light of heaven" hanya dari jam 11 - 1 siang.
- Sebaiknya bawa bawa baju ganti karena di dalam goa jalannya becek dan berlumpur
- Tidak disarankan bagi yang takut akan ketinggian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar